Sabtu, 12 Mei 2012

contoh tulisan 'mimpi sang garuda'

Mimpi Sang Garuda Penulis : Benny Rhamdani Penerbit : DAR! Mizan Desain Sampul : Mendiola Design Associates Ukuran : 19,5 cm Tebal : 128 halaman Kategori : Fiksi/Novel Anak Terbit : Maret 2009 Novel anak ini bercerita tentang mimpi meraih cita-cita. Cita-cita menjadi pemain sepakbola. Dengan kepiawaiannya sebagai penulis cerita anak dan peraih Adikarya Ikapi 2007, Benny Rhamdani sang penulis, menceritakan mimpi Bayu, tokoh utama dalam novel ini, dengan gaya bahasa yang lugas, riang khas anak-anak, mudah dipahami dan pesan moral yang disampaikan tidak terkesan menggurui. Novel yang merupakan buku pertama dari Trilogi Garuda di Dadaku ini juga merupakan novel prekuel dari Film Garuda di Dadaku yang akan diluncurkan pada Juni 2008. Selain itu, tema yang diambil novel anak ini berbeda dari cerita anak yang banyak beredar, yaitu berlatar belakang sepakbola, olah raga yang sangat populer di dunia. Diceritakan bagaimana Bayu, sangat menyukai sepakbola sebagaimana bapaknya, Bang Ali yang pernah menjadi pemain sepakbola nasional. Tiada hari tanpa bermain bola, begitulah keseharian Bayu yang mendapat nama julukan Garuda. Bahkan akibat kegemarannya bermain sepakbola, Bayu mendapat hadiah sepatu sepakbola keren idaman hatinya, karena berhasil menggagalkan pencurian di rumah Dokter Darman, tetangga rumahnya. Tapi sayang, sepakbola ternyata olah raga yang dibenci Pak Usman, kakek Bayu. Kakek Usman, yang di masa pensiunnya memutuskan untuk tinggal bersama keluarga anaknya di Jakarta, lebih senang Bayu menjadi pegawai (kalau bisa pegawai Pertamina seperti Kakek Usman), karena menjadi pegawai bisa "sugih" (kaya,red) ketimbang menjadi pemain sepakbola yang nasibnya bisa berakhir morat marit kalau sudah tidak terpakai lagi, seperti nasib Bapak Bayu, Bang Ali, yang terpaksa menjadi sopir taksi setelah menderita cedera paha yang berkepanjangan. Rasanya kurang lengkap suatu cerita tanpa konflik. Konflik serupa yang dialami bapaknya pun menimpa Bayu. Ia terpaksa main kucing-kucingan dengan kakek, jika ingin bermain sepakbola. Puncak konflik terjadi ketika Bayu kehilangan sepatu bola kesayangannya. Tidak hanya bercerita tentang sepakbola, novel ini juga menyelipkan kisah persahabatan Bayu dengan beberapa temannya. Persahabatan yang indah meski banyak perbedaan yang tak jarang menimbulkan pertengkaran. Tak kalah menarik adalah cerita tentang kehilangan orang yang disayangi. Lewat tokoh Ibu Bayu, diceritakan bagaimana tegarnya menghadapi rasa kehilangan itu. Meski berat, tetap harus sabar dan ikhlas. Tak usah terlalu menampakkan kesedihan, karena itu menunjukkan betapa lemahnya hati kita.(hal.115) Bagi pecinta buku anak, novel Mimpi Sang Garuda ini layak dimiliki dan bagi calon penulis bacaan anak, novel ini bisa menjadi buku pelajaran untuk menulis cerita anak yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar